Selasa, 22 Desember 2015

PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMK (SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN) MENYASAR DUNIA KERJA DAN PENDIDIKAN TINGGI

TELAAH KURIKULUM

gambar: http://www.yayasan-bppi.or.id/images/artikel/ruang-kelas-4.jpg

PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMK (SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN) MENYASAR DUNIA KERJA DAN PENDIDIKAN TINGGI
Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan yang merujuk knowledge-based economy tampak kian dominan. Paradigma ini menegaskan tiga hal. Pertama, kemajuan ekonomi dalarn banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid. Ketiga, pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang (Alhumami, 2004).
Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang keahlian seni rupa dan kriya, dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang kejuruan program keahlian seni rupa dan kriya. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja.
Upaya untuk mencapai kualitas lulusan pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja tersebut, perlu didasari dengan kurikulum yang dirancang dan dikembangkan dengan prinsip kesesuaian dengan kebutuhan stakeholders. Kurikulum pendidikan kejuruan secara spesifik memiliki karakter yang mengarah kepada pembentukan kecakapan lulusan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu. Kecakapan tersebut telah diakomodasi dalam kurikulum SMK yang meliputi kelompok Normatif, Adaptif dan kelompok Produktif.
Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh untuk menghadapi persaingan bebas. Termasuk pendidikan kejuruan yang menyiapkan peserta didik atau sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kerja sebagai tenaga kerja menengah sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri. Oleh karena itu sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan kejuruan, maka perlu adanya pembaharuan pendidikan dan pelatihan kejuruan di SMK bidang keahlian seni rupa dan kriya untuk masa depan. Untuk mencari solusi dari tantangan tersebut di atas, SMK sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik walaupun kondisi fasilitasnya sangat beragam. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa: “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”.
Karakteristik pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya dalam proses pembelajaran merangsang stimulus berupa pengalaman belajar untuk membantu mereka dalam mengembangkan diri dan potensinya yang ditampilkan dalam prinsip “learning by doing” yang berorientasi pada dunia kerja. Karakteristik siswa pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya yang berada pada kondisi masa remaja yang merupakan masa peralihan antara masa anak dengan dewasa yang mempunyai gejolak atau kemelut yang berkenaan dengan segi afektif, sosial, intelektual dan moral, oleh karena itu maka pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya untuk lebih efisien diperlukan “program antara” (bridging program) guna memantapkan kemampuan dasar tamatan SMK bidang keahlian seni rupa dan kriya yang sudah berpengalaman kerja, supaya siap melanjutkan ke program pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan kejuruan bertujuan pula untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut mengandung makna bahwa pendidikan kejuruan di samping menyiapkan tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program kejuruan atau bidang keahlian.
Dengan demikian, dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut dapat disimpulkan bahwa memang benar lulusan dari pendidikan kejuruan ini ditujukan untuk menyasar dunia kerja dan pendidikan tinggi. Pada dasarnya lulusan dari pendidikan kejuruan ini hanya diarahkan pada pematangan keahlian pada bidang yang dikuasainya untuk menjadi tenaga pekerja yang professional. Namun seiring berkembangnya zaman atau pengaruh dari globalisasi ini, di mana pendidikan menjadi suatu yang sangat penting dalam kehidaupan yang berpengaruh pula pada pada tujuan pendidikan kejuruan ini yakni mempersiapkan peserta didika untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tetap sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu, pendidikan kejuruan (SMK) ini ditujukan untuk menghasilkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas yang dapat mengatasai permasalan-permasalahan globalisasi yang terjadi di zaman sekarang ini.



pustaka:

Supriyono, F.X.. 2015. Pendidikan SMK Program Keahlian Seni Rupa dan Desain Produksi Kriya di Era Globalisasi. Terdapat pada 

Supriyono, F.X.. 2015. Karakteristik Dan Tuntutan Perkembangan Pendidikan Kejuruan Bidang Keahlian Seni Rupa Dan Kriya. Terdapat pada 


Minggu, 13 Desember 2015

KURIKULUM 2006 (KTSP) SENI BUDAYA TINGKAT PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR,KELAS III SEMESTER 1

TELAAH KURIKULUM
TUGAS INDIVIDU KE-2

KURIKULUM 2006 (KTSP) SENI BUDAYA TINGKAT PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR,KELAS III SEMESTER 1

Pada kurikulum 2006 (KTSP) dalam mata pelajaran seni budaya tingkat sekolah dasar (SD) pada umumnya dalam mata pelajaran seni budaya ini terdapat empat bidang kesenian, yaitu: seni rupa, seni musik, seni tari, dan keterampilan.

A.    JENIS DAN BENTUK KEGIATAN
1.      Seni Rupa
·         Menjelaskan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi
·         Menunjukkan sikap apresiatif terhadap simbol dalam karya seni rupa dua dimensi
·         Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai diri sendiri
·         Mengekspresikan diri melalui gambar dekoratif dari motif hias daerah setempat.
·         Menjelaskan simbol dalam karya seni rupa tiga dimensi
·         Menunjukkan sikap apresiatif terhadap symbol dalam karya seni rupa tiga dimensi
·         Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai alam semesta.
·         Memberi hiasan atau warna pada benda tiga dimensi

2.      Seni Musik
·         Mengidentifikasi berbagai symbol nada dalam lagu sederhana
·         Menghubungkan antara Symbol nada dengan elemen musik
·         Menghubungkan antara Symbol nada dengan tempo dalam lagu
·         Memainkan alat musik ritmis
·         Menyanyikan lagu wajib,lagu daerah,dan lagu anak-anak
·         Menjelaskan symbol tempo dalam lagu
·         Menjelask-an  makna ansambel
·         Menghubungkan antara symbol nada dengan elemen musik
·         Menghubungkan symbol nada dengan tempo dalam lagu
·         Memainkan musik dalam bentuk ansambel dengan alat musik ritmis sederhana
·         Menyanyik-an lagu daerah dan lagu anak- anak dengan iringan sederhana

3.       Seni Tari
·         Menjelaskan symbol dalam seni tari
·         Menunjukkan sikap apresiatif terhadap simbol yang terkandung dalam karya seni tari berdasarkan pengamatan terhadap pertunjukanMenyiapkan tarian pendek bertema tanpa iringan
·         Menyajikan tarian pendek bertema tanpa iringan
·         Menghubungkan gerak, busana dan perlengkapan dengan symbol dalam seni tari.
·         Menunjuk-kan sikap apresiatif terhadap symbol yang terkandung dalam karya seni tari berdasark-an pengamat-an pertunjukkan
·         Menunjukkan sikap apresiatif terhadap symbol yang terkandung dalam karya seni tari Nusantara daerah setempat
·         Menyiapkan penyajian tarian pendek bertema dengan iringan
·         Menyajikan tarian pendek bertema dengan iringan        
·         Mengadakan Pementasan perpaduan seni tari dan music

4.      Keterampilan
·         Menampilkan sifat apresiatif terhadap benda yang digerakkan oleh angin
·         Merancang benda yang dapat digerakkan oleh angin dari bahan kertas
·         Membuat benda yang dapat digerakkan oleh angin dari bahan kertas
·         Menampilkan sikap apresiatif terhadap benda yang digerakkan oleh angin
·         Merancang benda yang dapat digerakkan oleh angin dari bahan selain  kertas
·         Membuat benda yang dapat digerakkan oleh angin dari  bahan selain kertas
·          
B.     METODE PEMBELAJARAN
1)      Ceramah
Metode Ceramah (Preaching Method) yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
2)      Diskusi
Metode diskusi (Discussion method), Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
3)      Latihan
Metode latihan adalah suatu teknik mengajar yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
4)      Pemberian Tugas
Metode ini adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
5)      Tes Tulis
Metode ini adalah metode di mana guru memberikan soal yang nantinya akan dikerjakan oleh siswa guna memberikan penilaian dan menguji ingatan siswa dalam proses belajar.

C.    CARA MELAKSANAKAN
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1.      Apersepsi
2.      Salam pembuka
3.      Mengabsen siswa
4.      Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan
5.      Menayangkan film dokumenter karya seni rupa
Kegiatan Inti
1.      Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
·         Menjelaskan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi
·         Diskusi kelas tentang simbol seni rupa dua dimensi
2.      Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
·         Diskusi kelompok tentang unsur-unsur dasar karya seni rupa
·         Guru menugaskan siswa untuk menjelaskan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi
3.      Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, siswa:
·         Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
·         Bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan Akhir, guru:
·         Tugas menceritakan kembali simbol-simbol dalam karya senii rupa dua dimensi

Tabel 1. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
v  Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru melibatkan peserta didik dalam mencari dan menghimpun informasi, menggunakan media untuk memperkaya pengalaman mengelola informasi, memfasilitasi peserta didik berinteraksi sehingga peserta didik aktif, medorong peserta didik mengamati berbagai gejala, menangkap tanda-tanda yang membedakan dengan gejala pada peristiwa lain, mengamati objek di lapangan dan labolatorium.
v  Elaborasi
Dalarn kegiatan elaborasi, guru mendorong peserta didik membaca dan menuliskan hasil eksplorasi, mendiskusikan, mendengar pendapat, untuk lebih mendalami sesuatu, menganalisis kekuatan atau kelemahan argumen, mendalami pengetahuan tentang sesuatu, membangun kesepakatan melalui kegiatan kooperatif dan kolaborasi, membiasakan peserta didik membaca dan menulis, menguji prediksi atau hipotesis, menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan, menyajikan hasil belajar.
v  Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik terhadap apa yang dihasilkan peserta didik melalui pengalaman belajar, memberikan apresiasi terhadap kekuatan dan kelemahan hasil belajar dengan menggunakan teori yang dikuasi guru, menambah informasi yang seharusnya dikuasai peserta didik, mendorong peserta didik untuk menggunakan pengetahuan lebih lanjut dari sumber yang terpecaya untuk lebih menguatkan penguasaan kompetensi belajar agar lebih bermakna. Setelah memeperoleh keyakinan, maka peserta didik mengerjakan tugas-tugas untuk mengasilkan produk belajar yang kongkrit dan kontekstual. Guru membantu peserta didik menyelesikan masalah dan menerapkan ilmu dalam aktivitas yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.

D.    INDIKATOR UTAMA
Seni Rupa
  
TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
•   Menjelaskan simbol dalam karya seni rupa dua dimensi
•   Menjelaskan simbol dalam karya seni rupa tiga dimensi
•   Menunjukkan sikap apresiatif terhadap symbol dalam karya seni rupa tiga dimensi

•   Menunjukkan sikap apresiatif terhadap simbol dalam karya seni rupa dua dimensi
•   Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai diri sendiri
•   Mengekspresikan diri melalui gambar dekoratif dari motif hias daerah setempat.
•   Mengekspresikan diri melalui gambar imajinatif mengenai alam semesta.
•   Memberi hiasan atau warna pada benda tiga dimensi
Memamerkan karya seni rupa.
Tabel 1. Indikator utama seni rupa

Seni Musik
TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
•   Mengidentifikasi berbagai symbol nada dalam lagu sederhana
•   Menjelaskan symbol tempo dalam lagu.
•   Menjelask-an  makna ansambel.
•   Menghubungkan antara symbol nada dengan elemen musik.
•   Menghubungkan symbol nada dengan tempo dalam lagu
•   Menghubungkan antara Symbol nada dengan elemen musik
•   Menghubungkan antara Symbol nada dengan tempo dalam lagu
•   Memainkan alat musik ritmis
•   Memainkan musik dalam bentuk ansambel dengan alat musik ritmis sederhana
•   Menyanyikan lagu wajib,lagu daerah,dan lagu anak-anak
•   Menyanyik-an lagu daerah dan lagu anak- anak dengan iringan sederhana.

Tabel 1. Indikator utama seni musik

Seni Tari
TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
•   Menjelaskan symbol dalam seni tari
•   Menjelaskan symbol tempo dalam lagu.
•   Menjelask-an  makna ansambel.
•   Menghubungkan antara symbol nada dengan elemen musik.
•   Menghubungkan symbol nada dengan tempo dalam lagu
•   Menunjukkan sikap apresiatif terhadap simbol yang terkandung dalam karya seni tari berdasarkan pengamatan terhadap pertunjukan
•   Menyiapkan tarian pendek bertema tanpa iringan
•   Memainkan musik dalam bentuk ansambel dengan alat musik ritmis sederhana
•   Menyajikan tarian pendek bertema tanpa iringan
•   Menyanyik-an lagu daerah dan lagu anak- anak dengan iringan sederhana.

Tabel 1. Indikator utama seni musik
Keterampilan
TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
•   Menampilkan sifat apresiatif terhadap benda yang digerakkan oleh angin
•   Menampilkan sikap apresiatif terhadap benda yang digerakkan oleh angin.

•   Merancang benda yang dapat digerakkan oleh angin dari bahan kertas
•   Membuat benda yang dapat digerakkan oleh angin dari bahan kertas
•   Merancang benda yang dapat digerakkan oleh angin dari bahan selain  kertas
•   Memamerkan Karya Seni
•   Membuat benda yang dapat digerakkan oleh angin dari  bahan selain kertas.

Tabel 1. Indikator utama keterampilan

E.     PERSENTASE LOKAL-NASIONAL-INTERNASIONAL
Dalam Kurikulum KTSP, lebih banyak menekankan persentase Lokal, sekitar 85 %, dibuktikan dengan bahan ajar dalam RPP,Buku panduan dan konsep KTSP itu sendiri mengenai materi-materi yang di muat lebih bersifat ke daerah dan budaya lokal atau sekitar.



Bahan Bacaan:
Materi Kuliah Telaah Kurikulum – Pertemuan Kedelapan, Presentasi Kelompok 2 [Neli Syamsiyah, Ni Made Kusuma Dewi, Komang Juliawan, Komang Wirya Adnyana, Dewa Putu Sudiarta, danKholilolloh] (19 Oktober 2015)

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK,( menganalisis karya anak-anak)

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MENGANALISIS KARYA ANAK
Kali ini saya akan membahas lagi karya beberapa anak yang memiliki gambar atau karya yang menarik.
Gambar 1.


Gambar 1
Karya : Muhammad Helmi, 6 Tahun.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.

Pada Gambar  1, merupakan hasil gambar atau karya dari Muhammad Helmi yang berusia 6 tahun. Sesuai dengan periodidasasi perkembangan gambar karya anak-anak yang di kemukakan oleh Viktor Lowenfeld, gambar dari karya Helmi ini masuk ke dalam masa prabagan. Mengapa demikian, karena usia dari Helmi ini masih berusia 6 tahun di mana usia anak yang termasuk dalam masa prabagan adalah 4-7 tahun.
Visual dari gambar karya Helmi ini sesuai dengan ciri-ciri gambar karya ana-anak di masa prabagan. Yaitu gambarannya berupa bentuk-bentuk obyektif yang ada di sekitarnya seperti gambar manusia. Garisnya sudah lebih terarah, coreng-corengan sudah berkurang, dan dengan membuat garis yang lebih mewakili bentuk. Bentuk yang dihasilkan lebih mudah ditafsirkan dan penguasaan ruangnya masih belum terpecahkan. Di dalam gambarannya ia menggambarkan sosok manusia yang katanya itu adalah dirinya sendiri, ada juga gambar pisau, bulan, dua matahari, tulisan namanya dia sendiri, da nada tulisan dengan huruf terbalik (mjixBkt) yang ketika saya tanya mengapa buat tulisan terbalik dan ia hanya tersenyum dan diam.
Warna-warna yang tervisual dalam gambar karya Helmi ini adalah warna biru, orange, pink, coklat dan hitam. Warna yang digunakan adalah warna yang tidak sesuai dengan kenyataan obyeknya, sesuai dengan keadan si anak ketika menggambar dan biasanya sesuai dengan warna yang ia sukai.
Pada proses menggambar, dikatakan Hilmi sedang menggambar dirinya sendiri yang sedang melempar pisau. Media yang digunakan dalam menggambar adalah kertas gambar dengan ukuran A4 dang dengan pewarna dari crayon dan pensil warna. Berdasarkan ciri-ciri dari gambar anak pada masa prabagan, memang benar Helmi pada saat itu berada pada masa yang sesuai dengan usianya yakni masa prabagan.
Gambar 2

Gambar 2
Karya : Haikal, 9 Tahun, Kelas 4, SDN 1 Perante.
Sumber : Dokumentasi Pribadi.

             Gambar 2 merupakan karya dari Haikal, 9 Tahun, Kelas 4, SDN 1 Perante, Desa Perante, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Pada Usia 9 tahun,seni rupa anak menurut  Viktor  Lowenfeld dan Lambert Brittain
Dari bentuk gambar Haikal, ia menggambar bentuk orang dan hewan. Bentuk gambar yang dibuat sudah jelas. Gambar yang dibuat sudah jelas dan mengandung sebuah cerita, yang bercerita tentang dirinya yang sedang menyembelih seekor hewan. Gambar bentuk yang dibuat sesuai dengan objek apa yang Haikal lihat, termasuk penggambaran pada orang, hewan, pisau dan seseorang yang sedang berinteraksi dengan orang lain.
Haikal sudah pemperhatikan bentuk proporsi dan perspektif objek yang dibuatnya. Penggambaran objek yang dibuat sudah mulai terbaca, seperti halnya raut wajah pada objek orang dan hewan yang dibuat, menggambarkan berbagai macam ekspresi wajah.
             Komposisi dan penempatan gambar pada sebuah bidang sudah menguasai. Karena gambar yang dibuat adalah cerita, maka Haikal membagi bidang gambar menjadi empat bagian seperti cerpen, dan gambar yang dibuat sesuai dengan urutan  cerita dan adegan pada tiap kolom bidang. Meskipun bila diamati dengan cermat masih banyak ditemukan bagian-bagian gambar yang tidak mirip dengan obyek aslinya.
            Gambar 3


.
Gambar 3
Karya : Yaqin, 5 Tahun, TK B2
Sumber : Dokumentasi Pribadi.

Gambar 3 merupakan karya dari Yaqin, umur 5 Tahun, kelas B2, di TK Aisyiah, Desa Perante, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur. Nama panggilannya adalah Yaqin, dia adalah seorang anak yang menurut dirinya sendiri dan tetangganya adalah anak yang mempunyai kegemaran dalah hal menggambar maupun mewarnai. Untuk mengetahui kegemarannya dalam menggambar, Saya mengajak dan mengikutsertakan dia menggambar bersama dengan teman-temannya. Dia adalalah anak perempuan yang sifatnya pendiam diantara temannya-temannya. Dalam hal membaca dia cukup kurang memahami bacaan,tetapi dia sudah mengenal huruf mengenal  dia hanya bisa mengenal tulisan  nama identitas dirinya saja., intinya anak tersebut masih dalam proses belajar membaca.
Dari hasil gambar yang di buat oleh anak berumur 5 tahun ini. bentuk visual yang dibuat lepas dari perspektif dan bentuk realitasnya. Cara dia membuat sebuah objek berasal dari kumpulan-kumpulan bentuk geometris yang  memberi kesan bentuk yang hampir menyerupai bentuk sebenarnya. Gambar yang pertama kali Yaqin buat ialah rumah, Rumah adalah tempat tidur  baginya. Gambar rumah yang dibuat berasal dari gabungan bentuk geometris, segi tiga, segi empat, segi panjang dan belah ketupat, halaman dibuat dengan batasan garis lurus. Beberapa bunga dan tanaman yang di buat.
Yaqin juga memvisualkan rumput dari gabungan bentuk geometris lingkaran dan segitiga. Visual Bunga dengan bentuk geometris dari lingkaran dan setengah lingkaran, bahkan dengan gari-garis cekung, lurus untuk membuat tangkai pada bunga, pot bunga yang dibuat segiempat. beberapa Objek matahari dengan membuat lingkaran terlebih dahulu, kemudian dikelilingi bentuk segitiga dan garis-garis bebas. Begitu pula bentuk visual awan yang dibuat dari betuk geometris setengah lingkaran.
Dari bentuk-bentuk visual yang di gambarkan oleh Yaqin menggambarkan bahwa bentuk yang dibuat untuk membentuk sebuah objek adalah  kumpulan atau gabungan dari bentuk geometris.Sebagaimana beberapa ahli mengatakan bahwa anak berusia 4-7 tahun adalah  Masa Prabagan, dimana masa prabagan mempunyai Ciri-ciri yang menarik yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya.



 Sumber: Mata Kuliah Perkembangan Peserta didik, dan persentasi Nurur Rahman, Fitri ayu Nurjanatin