TELAAH
KURIKULUM
PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMK
(SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN) MENYASAR DUNIA KERJA DAN PENDIDIKAN TINGGI
Proses
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Memasuki abad ke-21,
paradigma pembangunan yang merujuk knowledge-based economy tampak
kian dominan. Paradigma ini menegaskan tiga hal. Pertama, kemajuan ekonomi
dalarn banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua, hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian
kuat dan solid. Ketiga, pendidikan menjadi penggerak utama dinamika
perkembangan ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka
panjang (Alhumami, 2004).
Pendidikan
kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) bidang keahlian seni rupa dan kriya, dirancang untuk menyiapkan
peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu
mengembangkan sikap profesional di bidang kejuruan program keahlian seni rupa
dan kriya. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang
produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki
kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja.
Upaya
untuk mencapai kualitas lulusan pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa
dan kriya yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja tersebut, perlu didasari
dengan kurikulum yang dirancang dan dikembangkan dengan prinsip kesesuaian
dengan kebutuhan stakeholders. Kurikulum pendidikan kejuruan secara
spesifik memiliki karakter yang mengarah kepada pembentukan kecakapan lulusan
yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu. Kecakapan tersebut
telah diakomodasi dalam kurikulum SMK yang meliputi kelompok Normatif, Adaptif
dan kelompok Produktif.
Pendidikan
memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
tangguh untuk menghadapi persaingan bebas. Termasuk pendidikan kejuruan yang
menyiapkan peserta didik atau sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kerja
sebagai tenaga kerja menengah sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia
industri. Oleh karena itu sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan
kejuruan, maka perlu adanya pembaharuan pendidikan dan pelatihan kejuruan di
SMK bidang keahlian seni rupa dan kriya untuk masa depan. Untuk mencari solusi
dari tantangan tersebut di atas, SMK sebagai salah satu lembaga penyelenggara
pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu memberikan layanan pendidikan
terbaik kepada peserta didik walaupun kondisi fasilitasnya sangat beragam.
Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa: “Secara teoritik
pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di
lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang
dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan
kejuruan jelas merupakan hal penting”.
Karakteristik
pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya dalam proses
pembelajaran merangsang stimulus berupa pengalaman belajar untuk membantu
mereka dalam mengembangkan diri dan potensinya yang ditampilkan dalam prinsip “learning
by doing” yang berorientasi pada dunia kerja. Karakteristik siswa pendidikan
kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya yang berada pada kondisi masa
remaja yang merupakan masa peralihan antara masa anak dengan dewasa yang
mempunyai gejolak atau kemelut yang berkenaan dengan segi afektif, sosial,
intelektual dan moral, oleh karena itu maka pendidikan kejuruan bidang keahlian
seni rupa dan kriya untuk lebih efisien diperlukan “program antara” (bridging
program) guna memantapkan kemampuan dasar tamatan SMK bidang keahlian seni rupa
dan kriya yang sudah berpengalaman kerja, supaya siap melanjutkan ke program
pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan
kejuruan bertujuan pula untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dari
tujuan pendidikan kejuruan tersebut mengandung makna bahwa pendidikan kejuruan
di samping menyiapkan tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta
didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai
dengan program kejuruan atau bidang keahlian.
Dengan
demikian, dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut dapat disimpulkan bahwa
memang benar lulusan dari pendidikan kejuruan ini ditujukan untuk menyasar
dunia kerja dan pendidikan tinggi. Pada dasarnya lulusan dari pendidikan
kejuruan ini hanya diarahkan pada pematangan keahlian pada bidang yang
dikuasainya untuk menjadi tenaga pekerja yang professional. Namun seiring
berkembangnya zaman atau pengaruh dari globalisasi ini, di mana pendidikan
menjadi suatu yang sangat penting dalam kehidaupan yang berpengaruh pula pada
pada tujuan pendidikan kejuruan ini yakni mempersiapkan peserta didika untuk
dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tetap sesuai dengan
bidang keahliannya. Selain itu, pendidikan kejuruan (SMK) ini ditujukan untuk
menghasilkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas yang dapat mengatasai
permasalan-permasalahan globalisasi yang terjadi di zaman sekarang ini.
pustaka:
Supriyono,
F.X.. 2015. Pendidikan SMK Program Keahlian Seni Rupa dan Desain Produksi Kriya
di Era Globalisasi. Terdapat pada
http://p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Pendidikan%20Smk%20Program%20Keahlian%20Seni%20Rupa%20Dan%20Desain%20%20%20%20%20%20Produksi%20Kriya%20Di%20Era%20Globalisasi%202015.pdf (diakses
tanggal 22 Desember 2015, pukul 13.12 Wita)
Supriyono,
F.X.. 2015. Karakteristik Dan Tuntutan Perkembangan Pendidikan Kejuruan
Bidang Keahlian Seni Rupa Dan Kriya. Terdapat pada
http://p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Karakteristik%20Dan%20Tuntutan%20Perkembangan%20Pendidikan%20Kejuruan%20Bidang%20Keahlian%20Seni%20Rupa%20Dan%20Kriya.pdf (diakses
tanggal 22 desember 2015 pukul 13.24 Wita)