Selasa, 22 Desember 2015

PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMK (SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN) MENYASAR DUNIA KERJA DAN PENDIDIKAN TINGGI

TELAAH KURIKULUM

gambar: http://www.yayasan-bppi.or.id/images/artikel/ruang-kelas-4.jpg

PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMK (SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN) MENYASAR DUNIA KERJA DAN PENDIDIKAN TINGGI
Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan yang merujuk knowledge-based economy tampak kian dominan. Paradigma ini menegaskan tiga hal. Pertama, kemajuan ekonomi dalarn banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat dan solid. Ketiga, pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang (Alhumami, 2004).
Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di Indonesia diantaranya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang keahlian seni rupa dan kriya, dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang kejuruan program keahlian seni rupa dan kriya. Lulusan pendidikan kejuruan, diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja.
Upaya untuk mencapai kualitas lulusan pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja tersebut, perlu didasari dengan kurikulum yang dirancang dan dikembangkan dengan prinsip kesesuaian dengan kebutuhan stakeholders. Kurikulum pendidikan kejuruan secara spesifik memiliki karakter yang mengarah kepada pembentukan kecakapan lulusan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu. Kecakapan tersebut telah diakomodasi dalam kurikulum SMK yang meliputi kelompok Normatif, Adaptif dan kelompok Produktif.
Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh untuk menghadapi persaingan bebas. Termasuk pendidikan kejuruan yang menyiapkan peserta didik atau sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kerja sebagai tenaga kerja menengah sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri. Oleh karena itu sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan kejuruan, maka perlu adanya pembaharuan pendidikan dan pelatihan kejuruan di SMK bidang keahlian seni rupa dan kriya untuk masa depan. Untuk mencari solusi dari tantangan tersebut di atas, SMK sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan harus mampu memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik walaupun kondisi fasilitasnya sangat beragam. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro (1998), bahwa: “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”.
Karakteristik pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya dalam proses pembelajaran merangsang stimulus berupa pengalaman belajar untuk membantu mereka dalam mengembangkan diri dan potensinya yang ditampilkan dalam prinsip “learning by doing” yang berorientasi pada dunia kerja. Karakteristik siswa pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya yang berada pada kondisi masa remaja yang merupakan masa peralihan antara masa anak dengan dewasa yang mempunyai gejolak atau kemelut yang berkenaan dengan segi afektif, sosial, intelektual dan moral, oleh karena itu maka pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya untuk lebih efisien diperlukan “program antara” (bridging program) guna memantapkan kemampuan dasar tamatan SMK bidang keahlian seni rupa dan kriya yang sudah berpengalaman kerja, supaya siap melanjutkan ke program pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan kejuruan bertujuan pula untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut mengandung makna bahwa pendidikan kejuruan di samping menyiapkan tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta didik untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program kejuruan atau bidang keahlian.
Dengan demikian, dari tujuan pendidikan kejuruan tersebut dapat disimpulkan bahwa memang benar lulusan dari pendidikan kejuruan ini ditujukan untuk menyasar dunia kerja dan pendidikan tinggi. Pada dasarnya lulusan dari pendidikan kejuruan ini hanya diarahkan pada pematangan keahlian pada bidang yang dikuasainya untuk menjadi tenaga pekerja yang professional. Namun seiring berkembangnya zaman atau pengaruh dari globalisasi ini, di mana pendidikan menjadi suatu yang sangat penting dalam kehidaupan yang berpengaruh pula pada pada tujuan pendidikan kejuruan ini yakni mempersiapkan peserta didika untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tetap sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu, pendidikan kejuruan (SMK) ini ditujukan untuk menghasilkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas yang dapat mengatasai permasalan-permasalahan globalisasi yang terjadi di zaman sekarang ini.



pustaka:

Supriyono, F.X.. 2015. Pendidikan SMK Program Keahlian Seni Rupa dan Desain Produksi Kriya di Era Globalisasi. Terdapat pada 

Supriyono, F.X.. 2015. Karakteristik Dan Tuntutan Perkembangan Pendidikan Kejuruan Bidang Keahlian Seni Rupa Dan Kriya. Terdapat pada 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar