Senin, 30 November 2015

Cara Membuat Origami Kupu-Kupu

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tugas Individu, Belajar Teknik Melipat

Cara Membuat Origami Kupu-Kupu

Kali ini kita akan berbagi ilmu origami yaitu tentang membuat sebuah origami kupu - kupu yang cantik dan lucu. Origami ini bisa anda gunakan sebagai hiasan ruangan di rumah anda, atau bisa menggantungnya agar terlihat nyata seperti kupu-kupu asli. Karena berbentuk 3D.
Bahan kertas yang digunakan tergantung jenis kertas yang diinginkan, tidak mesti menggunakan kertas origami. Namun dalam Cara Membuat Origami Kupu-Kupu ini saya akan menggunakan kertas origami . Tapi jika Anda tidak memilikinya bisa menggantinya dengan kertas biasa, uang kertas atau sebagainya yang penting mudah untuk di lipat. Ok langsung saja simak cara membuat origami kupu-kupu cantik dan lucu di bawah ini

(foto :rido amriadi)


Turotial melipat:


Pada proses ini, menyiapkan kertas sama panjang, atau persegi. Kemudian lipat diagonal menjadi dua lipatan, dan kemudian lipat kertas persegi tersebut menjadi bentuk segitiga, atau seperti gambar di atas tersebut.


          Melipat kertas yang sudah berpola menjadi bentuk segitiga atau gambar di atas, kemudian  lipat bagian pojoknya ke sisi atasnya. 



           Dari bentuk segitiga pada tahap ke dua, kemudian putr kertas atau balik dan lipat lagi ke arah berlawanan ( lihat tahap ke 3)


         Pada tahap ini,, putar dan lipat ke belakang kertas tersebut,  lipat bagian kecil kertas yang di atas, dan ratakan sepanjang garis tengah, 



Ttahap yang terakhir adalah, melipat kedua sisi hingga seperti bentuk kupu-kupu.


Pustaka: http://caraaslan.blogspot.co.id/2015/01/cara-membuat-origami-kupu-kupu-cantik.html, diakses pada 1 Desember 2015 pukul 07.12 wita
foto: rido amriadi

Menganalisis Gambar Anak

Menganalisis Gambar Anak
Dalam mata kuliyah perkembangan peserta didik mahasiswa jurusan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha  kembali membahas gambar anak-anak berdasarkan tingkat usia. Beberapa mahasiswa mempresentasikan hasil gambar anak-anak yang mereka kumpulkan dengan cara mereka sendiri dan dari berbagai tempat seperti kost, rumah dan tempat-tempat lainnya yang memungkinkan untuk meminta anak-anak menggambar.

Dalam presentasi kali ini, salah satu mahasiswa yang bernama Edy Widana membawa hasil gambar anak-anak yang cukup menarik bagi saya,  berikut beberapa gambar yang saya anggap menarik  dari pembahasan Edy Widana.

Alifil Aziza usia 6 tahun

Secara visual karya ini memang berbeda dengan karya lainnya, seperti dominan satu warna yang digunakan dalam membuat /mewarnai karya tersebut. Namun yang menarik juga alifil aziza sudah mampu menguasai bidang gambar, mewarnai secara keseluruhan, meski umurnya masih 6 tahun dan masih di sekolah Tk. Pada proses menggambar ternyata ada makna yang ingin disampaikan oleh Alifil Aziza. Yaitu ia menggunakan dominan warna kuning, karna menganggap alam sekitar panas dan jarang hujan. Pada usia 6 tahun termasuk pada tahap pra bagan, yang mungkin lebih berimajinasi sesui yang dialamai dan dirasakan.

Ayut usia 5 tahun

Pada gambar kedua, ayut usia 5 tahun termasuk pada masa prabagan. Secara visual gambar yang dihasilkan Ayut sudah bagus, dia sudah bisa mengendalikan tangan dalam menggambar, seperti membuat bentuk kupu-kupu, pada gambar yang di buat Ayut , ada beberapa obyek yang di buat, seperti kupu-kupu, bunga, langit-langit, dan matahari. dalam penjelasan edy Widana ,Dalam proses menggambar Ayut , ternyata dilarbelakangi karna suka dengan kupu-kupu di taman bunga. Mungkin anak ingin menyampaikan apa yang pernah di lihat dalam bentuk karya.

Pustaka:
Persentasi Edi Widana, Dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
doc: foto rido amriadi

Minggu, 29 November 2015

Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN SENI RUPA ANAK-ANAK
A.    Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pembagian  masa/periodisasi  dimaksudkan  untuk  lebih  mengenal  karya  seni rupa  anak  dalam  hal  melakukan  kegiatan  dan  penilaian.  Pada  umumnya  semua periodisai  yang dikemukakan oleh para  ahli   memiliki kesamaan,  misalnya  dimulai dari dua tahun.
Periodisasi  masa  perkembangan  seni rupa anak menurut  Viktor  Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam:  Creative  and  Mental  Growth adalah
a.       Masa mencoreng (scribbling)                                            : 2-4 tahun
b.      Masa Prabagan (preschematic)                                          : 4-7 tahun  
c.       Masa Bagan (schematic period)                                        : 7-9 tahun  
d.      Masa Realisme Awal  (Dawning Realis)                          : 9-12 tahun  
e.       Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic)                 : 12-14 tahun  
f.       Masa Penentuan (Period of Decision)                              : 14-17 tahun.

Penjelasan periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:

1.      Masa Mencoreng (scribbling)   : 2-4 tahun
Goresan-goresan yang dibuat anak usia  2-3  tahun belum menggambarkan suatu  bentuk objek. Pada awalnya,  coretan  hanya  mengikuti  perkembangan gerak motorik. 
 Biasanya,  tahap  pertama  hanya  mampu  menghasilkan  goresan  terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal  ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik  anak  yang  masih  mengunakan  motorik  kasar.  Kemudian,  pada perekembangan  berikutnya  penggambaran  garis  mulai  beragam  dengan  arah  yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar.
Periode ini  terbagi ke dalam  tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2) corengan terkendali, dan 3) corengan bernama.
Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap  corengan tak beraturan  adalah bentuk  gembar  yang  sembarang,  mencoreng  tanpa  melihat  ke  kertas,  belum  dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
contoh: 
Karya Anak Umur 4 tahun
masa mencorang
(foto: rido amriadi)

Corengan terkendali ditandai dengan  kemampuan anak menemukan kendali visualnya terhadap coretan yang dibuatnya. Hal  ini  tercipta dengan telah adanya  Kerjasama antara koordiani  antara perkembangan  visual  dengan  perkembamngan motorik.  Hal  ini  terbukti  dengan  adanya  pengulangan  coretan  garis  baik  yang  horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
Corengan bernama merupakan tahap  akhir  masa  coreng moreng. Biasanya terjadi menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol goresannya  bahkan telah memberinya  nama,  misalnya: “rumah”, “mobil”,  “kuda”. Hal ini dapat  digunakan  oleh  orang  tua  atau  guru  pada  jenjang pendidikan  usia  dini  (TK)  dalam  membangkitkan  keberanianan  anak  untuk mengemukakan  kata-kata  tertentu  atau  pendapat  tertentu  berdasarkan  hal  yang digambarkannya.

2.       Masa Prabagan (preschematic)  : 4-7 tahun
Kecenderungan umum pada tahap ini,  objek  yang  digambarkan  anak biasanya  berupa  gambar  kepala-berkaki.  Sebuah  lingkaran  yang  menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki.  Ciri-ciri yang  menarik lainnya  pada  tahap  ini  yaitu  telah  menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi  kesan  objek  dari  dunia  sekitarnya. Koordinasi  tangan lebih  berkembang.  Aspek  warna  belum ada  hubungan  tertentu dengan  objek,  orang  bisa  saja  berwarna  biru,  merah, coklat  atau warna lain  yang disenanginya. Penempatan  dan ukuran objek  bersifat  subjektif,  didasarkan  kepada kepentingannya. Ini  dinamakan  dengan  “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.
contoh:
Karya anak usia 6 tahun
masa prabagan
( foto: rido amriadi)

ciri-ciri pra bagan juga, sudah dapat mengendalikan gerak tangan, gambar tidak ada kaitannya dengan obyek yang di lihat, seperti gambar di atas, dominan kuning, padahal anak sering melihat warna langit yang biru.

3.      Masa Bagan (schematic period)   : 7-9 tahun
Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar      masih  tetap  berkesan  datar  dan  berputar  atau  rebah  (tampak  pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian  kiri  rebah  ke  kiri,  bagian  kanan  rebah  ke  kanan).  Pada  perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran  ruang  bersifat  subjektif,  tampak  pada  gambar  “tembus  pandang” (contoh:  digambarkan  orang makan  di ruangan,  seakan-akan  dinding  terbuat  dari kaca). Gejala  ini  disebut  dengan  idioplastis  (gambar  terawang,  tembus  pandang). Misalnya  gambar  sebuah  rumahyang seolah-olah  terbuat dari kaca  bening,  hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.
contoh:
karya anak usia 8 tahun
masa bagan
(foto: rido amriadi)

4.      Masa Realisme Awal  (Dawning Realism)  : 9-12 tahun
Pada  periode  Realisme  Awal,  karya  anak  lebih  menyerupai  kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan  objek  dalam  lingkungan.  Perhatian  kepada  objek  sudah  mulai rinci.  Namun  demikian,  dalam  menggambarkan  objek,  proporsi  (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.  Pemahaman  warna  sudah  mulai disadari. Penguasan konsep  ruang mulai  dikenalnya sehingga  letak  objek  tidak lagi  bertumpu  pada  garis  dasar,  melainkan  pada  bidang  dasar  sehingga  mulai ditemukan  garis  horizon.  Selain  dikenalnya  warna  dan  ruang,  penguasaan  unsur  desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
contoh:
karya anak usia 10 tahun
masa realisme awal
(foto: rido amriadi)

Ada  perbedaan  kesenangan  umum,  misalnya:  anak  laki-laki  lebih  senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.

5.      Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
Pada  masa  naturalisme  semu,  kemampuan  berfikir  abstrak  serta  kesadaran sosialnya  makin  berkembang.  Perhatian  kepada  seni  mulai  kritis,  bahkan  terhadap karyanya  sendiri.  Pengamatan  kepada  objek  lebih  rinci.
contoh: 
Karya anak usia 12 tahun
masa naturalisme
(foto: rido amriadi)

6.      Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Pada  periode  ini  tumbuh  kesadaran  akan  kemampuan  diri.  Perbedaan  tipe individual  makin  tampak.  Anak  yang  berbakat  cenderung  akan  melanjutkan kegiatannya  dengan  rasa  senang,  tetapi  yang  merasa  tidak  berbakat  akan meninggalkan  kegiatan  seni  rupa,  apalagi  tanpa  bimbingan.  Dalam  hal  ini  peranan guru banyak  menentukan,  terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam  kehidupan. Seni bukan  urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang  dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari
contoh:
karya anak usia 16 tahun
masa penentuan
(foto: rido amriadi)


Pustaka:
doc. rido amriadi
mata kulyah Evaluasi Pendidikan
http://helgapanda.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-seni-rupa-anak.html, diakses pada 29 November 2015 pukul 23.40 WITA


Potensi diri dari IQ, EQ, SQ, AQ, dan ESQ

Potensi diri dari IQ, EQ, SQ, AQ, dan ESQ



1.      Potensi Diri
Setiap individu memiliki potensi diri, dan tentu berbeda setiap apa yang dimiliki antara satu orang dengan oarang lain. Potensi diri dibedaan menjadi dua bentuk yaitu potensi fisik dan potensi mental atau psikis.
Pengertian potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental yang dimiliki seseorang dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik, sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik,prilaku dan psikologis yang dimiliki.
Kekhasan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh besar pada pembentukan pemahaman diri dan konsep diri. Ini juga terkait erat dengan prestasi yang hendak diraih didalam hidupnya kelak. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dalam konstek potensi diri adalah jika terolah dengan baik akan memperkembangkan baik secara fisik maaupun mental. Aspek diri yang dimiliki seseorang yang patut untuk diperkembangkan antara lain:
·         Diri fisik : meliputi tubuh dan anggotanya beserta prosesnya.
·         Proses diri : merupakan alur atau arus pikiran, emosi dan tingkah laku yang konstan.
·         Diri sosial : adalah bentuk fikiran dan perilaku yang diadopsi saat merespon orang lain dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh.
·         Konsep diri : adalah gambaran mental atau keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya.
Potensi fisik yang dimaksud dalam kesempatan kali ini adalah menyangkut dengan keadaan dan kesehatan tubuh, wajah, dan ketahanan tubuh, sedangkanPotensi psikis berhubungan dengan IQ (Intelegensi Quotient), EQ ( Emotional Quotient), AQ ( Addversity quotient) dan SQ ( Spiritual Quotient ).

Gambar : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin4uw0ez33pt7OuXcxHk-izzxbpSz0aAanT2Ce5P_x603sedQ__Fxht53V3bziL0U0_wDwg7ZsDOXxpFsJ94c-gFUihr0180s3lH_tbNF1Ck6tw_XTLJkeVyOQZHE2NywS9WNq_ppjrYc/s320/ESQ.jpg


2.      Pengertian IQ, EQ, SQ,  DAN ESQ

1.      Intelligence Quotient (IQ)
IQ merupakan kependekan dari Intelligence Quotient yang artinya ukuran kemampuan intelektual, analitis (kemampuan menganalisa), logika dan rasio seseorang. Dengan demikian, IQ berkaitan pada keterampilan berbicara, kesadaran akan sesuatu di sekelilingnya dan penguasaan matematika. Intelligence Quotient (IQ) termasuk juga istilah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar, memahaman gagasan, berfikir, penggunaan bahasa dan lainnya. Anggapan awal bahwa IQ adalah kemampuan bawaan lahir yang mutlak dan tak dapat berubah adalah salah, karena penelitian modern membuktikan bahwa kemampuan IQ dapat meningkat dari proses belajar.
Kecerdasan ini pun tidaklah baku untuk satu hal saja, tetapi untuk banyak hal, contohnya ; seseorang dengan kemampuan mahir dalam bermusik, dan yang lainnya dalam hal olahraga. Jadi kecerdasan ini dari tiap - tiap orang tidaklah sama, tetapi berbeda satu sama lainnya
2.      Emotional Quotient (EQ)
Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan sekitarnya
3.      Spiritual Quotient (SQ)
Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. SQ tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri. kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang berasal dari dalam hati, menjadikan kita kreatif ketika kita dihadapkan pada masalah pribadi, dan mencoba melihat makna yang terkandung di dalamnya, serta menyelesaikannya dengan baik agar memperoleh ketenangan dan kedamaian hati. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat manusia dan Tuhan yang sangat dicintainya.
4.      ESQ (Emotional and Spiritual Quotient)
ESQ merupakan sebuah singkatan dari Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa di dapat adalah tercapai nya keseimabangan antara hubungan Horizontal (manusia dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga dapat membuat kita lebih percaya diri dalam 

Fustaka:
http://www.iptek.info/2014/10/pengertian-potensi-diri-iq-eq-aq-dan-sq.html 29 November 2015 pukul 22.31 wita

Analiasis Positif negatif, Layanan Administratif Online (PUPNS, Pendaftaran PNS Online dan Kenaikan Pangkat Online)

gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLNv9ewMvjK76nvgaXDYVnjnT4t9z7Jv2c2WisTcFKkkvpMtbrG6kLbdG8vql9TV7QivpAW0ET5KRZq9O_z2l14sK_yuUduqN5Lmqmfcok13Krgmf3_oCCWHbLsmDut7xrQ9nl3e72B38/s640/images.jpeg

Analiasis Positif negatif, Layanan Administratif Online (PUPNS, Pendaftaran PNS Online dan Kenaikan Pangkat Online)

Profesionalisme aparatur pemerintah (pegawai negeri sipil) saat ini, merupakan suatu tuntutan di tengah derasnya arus perubahan, baik pada lingkup internasional, regional, nasional, maupun lokal. Upaya itu terus dilakukan pemerintah dengan mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) yang dirangkum dalam program reformasi birokrasi. Sasarannya adalah bahwa setiap instansi pemerintah, baik ditingkat pusat maupun daerah, harus melakukan perbaikan dan menata kembali organisasinya dengan tujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja organisasi yang efektif dan efisien
Perkembangan ilmu dan teknologi  ini melahirkan banyak inovasi – inovasi baru dalam sistem kerja pemerintahan. Penerapan layanan administratif online seperti PUPNS, pendaftaran PNS secara online serta kenaikan pangkat secara online sudah mulai diterapkan di Indonesia mengingat kemajuan teknologi dan kebutuhan akan layanan yang bersifat cepat dan praktis.
Sistem Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Elektronik (e-PUPNS) berfungsi sebagai perangkat (tool) dalam dalam mendukung kegiatan pendataan ulang PNS, sistem ini juga berfungsi sebagai sarana untuk membangun komunikasi antar semua pihak yang terkait dalam proses pendataan ulang PNS baik Instansi Pusat maupun Daerah. Sistem Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil Elektronik (e-PUPNS) merupakan suatu sistem yang dibangun dengan terknologi berbasis web, saat ini untuk pengguna dapat mengakses dengan menggunakan web browser melalui alamat : http://pupns.bkn.go.id
Program e-PUPNS diwajibkan sebagai bentuk kegiatan pemutakhiran data PNS yang di lakukan secara online. Selain itu sebagai penentuan kebijakan, sehingga PNS yang mengikuti proses seleksi jabatan bisa dipastikan kevalidan datanya. e-PUPNS ini memberikan kemudahan bagi pemerintah mengenai pendataan ulang PNS, namun bagi PNS sendiri juga memberikan dampak negative yaitu jika dalam rentan waktu yang telah ditetapkan tidak mengisi e-PUPNS, maka data PNS tersebut akan dikeluarkan dari database kepegawaian Nasional. Bahkan yang memberatkan, tidak akan ada layanan kepegawaian dan akan dinyatakan berhenti atau pensiun.
Namun disisi lain PUPNS secara online ini juga memberikan kemudahan bagi PNS untuk melakukan pendataan bagi kinerjanya. Yang harus diperhatikan adalah dalam memasukkan data, pasalnya salah memasukkan data kepegawaian dari programPendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS) yang dicanangkan Badang Kepegawaian Nasional (BKN) akan berakibat fatal. Jika terjadi kesalahan saat memasukkan data online PUPNS, pegawai yang bersangkutan bukan saja tidak mendapat gaji atau tunjangan lainnya, bahkan gara-gara salah kevalidan entry data itu status PNS bisa dicoret.
Selain PUPNS, Mulai tahun ini BKN (Badan Kepegawaian Negara) akan menerapkan sistem baru dalam melayani proses kenaikan pangkat PNS. Rencananya BKN akan menerapkan sistem kenaikan pangkat PNS secara otomatis setiap 4 tahun sekali. Kenaikan pangkat ini tanpa harus melalui mekanisme pengusulan oleh instansi tempat kerja PNS kepada BKN seperti yang telah diterapkan selama ini. Menurut Kepala BKN, Bima Haria Wibisana mengatakan bahwa kebijakan ini berlaku untuk PNS struktural dan juga PNS fungsional seperti guru. Ada beberapa prosedur yang harus diikuti para guru PNS sebelum kenaikan pangkat secara otomatis. Guru PNS harus tetap mengumpulkan angka kredit untuk bisa naik pangkat. Guru harus membuktikan angka kreditnya bisa memadai untuk naik pangkat.
Dengan adanya sistem baru ini diharapkan tidak akan ada lagi keterlambatan kenaikan pangkat bagi PNS yang sebelumnya sering terjadi sebelumnya. BKN akan mengirimkan daftar nama PNS yang akan naik pangkat pada periode tertentu enam bulam sebelumnya. Begitu juga PNS yang akan pensiun, BKN menyampaikan daftarnya setahun sebelum waktu berlakunya. Sehingga PNS bisa segera memproses pemberkasannya agar saat jatuh tempo, baik naik pangkat maupun pensiun sudah bisa menerima haknya. Mereka yang naik pangkat bisa menerima gaji sesuai kepangkatannya, dan yang pensiun langsung bisa menerima uang pensiunnya tepat hari jatuh temponya.
Meskipun BKN menerapkan sistem kenaikan pangkat secara otomatis, PNS diminta tidak terlena dan berleha-leha. Sebab, secara pinsip kenaikan pangkat diberikan kepada PNS berdasar kinerja, bukan masa kerja. BKN selama dua tahun terakhir akan melakukan analisa atas hasil penilaian kinerja PNS. Jika minimal selama dua tahun terakhir itu kinerjanya baik, maka namanya akan masuk daftar proses kenaikan pangkat. Namun jika kinerjanya tidak baik, tentu namanya tidak akan diproses.
Bagi calon PNS yang ingin mendaftar atau mengikuti tes CPNS pun saat ini sudah tidak perlu repot – repot lagi jika ingin mengikuti tes CPN. Setiap tahun pendaftaran CPNS online selalu mengalami kenaikan, meskipun kuota CPNS cukup sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa minat lulusan akademik di bidang PNS baik itu tenaga guru maupun kesehatan selalu meningkat tiap tahunnya.
Namun dibalik segala kemudahan yang diberikan ada saja kendala serta hambatan bagi para PNS maupun CPNS dalam melakukan layanan admistratif online tersebut. Bagi PNS maupun CPNS yang memiliki pengetahuan IT mungkin hal tersebut bukanlah masalah bahkan memberikan kemudahan bagi mereka, tetapi bagi para PNS yang sudah lanjut usia dan tidak memiliki pengetahuan IT mereka akan mengalami kesulitan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang meminta bantuan kepada anak atau orang lain untuk mengisi administratif online ini.
Terlebih di daerah – daerah yang memiliki keterbatasan alat maupun jaringan internet, para PNS yang tinggal di daerah pelosok akan kesulitan untuk mengakses maupun mendaftarkan diri mereka melalui sistem online ini. Jika diterapkan seperti yang sudah dijelaskan bahwa bagi PNS yang tidak mendaftarkan namanya seperti pada sistem PUPNS yang tidak menvalidasi datanya akan dicoret dan lain sebagainya, perlu diperhatikan juga bagi para PNS yang tinggal dipelosok dan bagi PNS yang sudah lanjut usia. Tetapi terlepas dari itu semua, sistem administatif online ini sangat membantu terutama dalam hal mencari informasi tentang kenaikan pangkat maupun pendaftaran PNS. Kemajuan teknologi tidak semata – mata membawa dampak positif tetapi juga membawa dampak negative terutama bagi mereka yang tidak terlalu paham mengenai sistem online ini.


Daftar Pustaka
Badan Kepegawaian Negara. 2015. Buku Petunjuk Pengguna Sistem Pendataan Ulang PNS Elektronik (E-PUPNS)
http://bkd.slemankab.go.id/9-penerimaan-artikel/156-artikel.html diakses pada 29 November 2015 pikul 16.00 WITA


Sabtu, 28 November 2015

dilema kebakaran indonesia


KURIKULUM 2013 Tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

KURIKULUM 2013
Tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Jenis Kegiatan (Kompetensi Inti)

KI-1 : Menerima ajaran agama yang diautnya.

Kompetensi Dasar
Indikator
Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya.
Menyebutkan ciptaan – ciptaan Tuhan : manusia, bumi, langit, tanaman dan hewan
Memberi makanan kepada hewan : menyiram tanaman, menyayangi sesama teman
Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan.
Dapat memuji teman/orang lain
Menghargai hasil karya teman/orang lain
Menghargai keunggulan teman/orang lain

KI-2 : Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dalam keluarga, pendidik, dan/atau pengasuh, dan teman.

Kompetensi Dasar
Indikator
Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
Menjaga kebersihan diri sendiri
Membuang sampah pada tempatnya
Memelihara lingkungan misalnya, tidak mencoret – coret tembok
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu.
Berani bertanya kepada guru, teman, dan orang lain.
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
Sabar menunggu giliran
Mendengarkan guru dan teman bicara
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
-
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan.
Datang ke sekolah tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain bicara) untuk melatih kedisiplinan
Sabar menunggu giliran
 Mendengarkan guru dan teman berbicara
Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian.
Memelihara milik sendiri
Mampu mengerjakan tugas
Berani mempertahankan pendapat
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika dimintai bantuannya.
Meminjamkan miliknya dengan senang hati
Menggunakan barang orang lain dengan hati – hati
Mau berbagi miliknya, misal : makan, mainan, dll
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerjasama.
Membantu teman, dan menunjukkan rasa empati, menyelesaikan tugas dengan kelompok
Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri.
Mengucapkan doa – doa pendek
Mau berpisah dengan ibu
Memiliki perilaku yang mencerminkan tanggung jawab.
Menyelesaikan tugas yang diberikan guru
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur.
Bersikap jujur
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun kepada orang tua, pendidik, dan/atau pengasuh, dan teman.
Menggunakan barang orang lain dengan hati – hati

KI-3 : Mengenal diri, keluarga, teman, pendidik, dan/atau pengasuh, lingkungan sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain, dan satuan PAUD dengan cara: mengamati dengan indra (melihat, mencium, meraba, mendengar, merasa); menanya; mengumpulkan informasi; mengolah informasi/mengasosiasikan; dan mengkomunikasikan melalui kegiatan bermain.

Kompetensi Dasar
Indikator
Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari.
Mulai mengucapkan do’a-doa pendek dan melakukan ibadah sesuai dengan agama yang di anutnya
Mengenal prilaku baik, sebagai cerminan akhlak mulia.
Berperilaku sopan, dan peduli melalui perkataan dan perbuatan secara spontan, misal: mengucapkan maaf, permisi, terima kasih
Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motrik kasar dan motoric halus.
Melakukan berbagai kegiatan motorik kasar dan halus yang seimbang, terkontrol, dan lincah
Mengetahui cara hidup sehat.
Mulai melakukan hidup bersih dan sehat
Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berprilaku kreatif.
Mampu memecahkan sendiri masalah sederhana yang dihadapi dibantu oleh orang dewasa
Mengenal benda-benda disekitarnya (nama, warna, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lain.
Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mengenal benda dengan memasangkan benda dengan pasangannya
Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi).
Menyebutkan tempat di lingungan sekitar
Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll).
Menunjuk nama dan kegunaan benda-benda alam
Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll).
Mengenali bahan-bahan pembuatan teknologi sederhana
Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca).
Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosa kata yang terbatas
Melakukan perintah sederhana sesuai dengan aturan yang di sampaikan 
Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal).
Menceritakan gambar yang ada di buku
Berbicara sesuai dengan kebutuhan (kapan harus bertanya, berpenapat)
Mengenal keaksaraan awal melalui bermain.
Menulis huruf-huruf yang dicontohkan dengan cara meniru
Mengenal emosi diri dan orang lain.
Menjalin pertemanan dengan anak lain
Mengenal kebutuhan, keinginan, dan minat diri.
Meilih satu macam dari dua sampai tiga pilihan yang tersedia  (misalnya: Mainan, Makanan, Pakaian)
Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni.
Menghhargai penampilan karya seni anak lain dengan bimbingan (misal, dengan bertepuk tangan dan memuji

KI-4 : Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui bahasa, music, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku berakhlak mulia
Kompetensi Dasar
Indikator
Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa.
Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa.
Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa.
Mulai menunjukkan sikap mau menolong orangtua, pendidik dan teman
Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motoric kasar dan halus
Menunjukkan kegiatan yang menunjukkan anak mampu melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara terkoordinasi
Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu menangkap bola dengan cepat
Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mengenali bagian tubuh yang harus dilindungi dan cara melindungi dari kekerasan, termasuk kekerasan seksual
Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
Melanjutkan kegiatan sampai selesai





Kompetensi Dasar
Indikator
Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya
Melakukan kegiatan yang menunjukkan anak mampu mengenal benda dengan memasangkan benda dengan pasangannya
Menyajikan berbagai hasil karya yang berhubungan dengan lingkungan social (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi dan gerak tubuh
Menyebutkan dan mengetahui perlengkapan/ atribut yang berhubungan dengan pekerjaan orang-orang yang berada disekitarnya
Menyajikan karya yang berhubungan dengan lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll) dalam bentuk gambar, bernyanyi, dan gerak tubuh
Mengungkapkan hasil karya yang dibuatnya secara sederhana yang berubungan dengan benda-benda yang ada di lingkungan alam
Menggunakan teknologi sederhana, untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll)
Mengenali cara bercocok tanam secara modern

Menunjukan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)
Menceritakan kembali apa yang di dengar dengan kosa kata yang terbatas
 Melaksanakan peri tah sederhana sesuai dengan aturan yang disampaikan
Menunjukan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
Menceritakan gambar yang ada pada buku
Berbicara sesuai dengan kebutuhan ( kapan harus bertanya dan berpendapat)
Menunjukan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya
Menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan dengan bahasa yang diungkapkan 
Menghubungkan benda benda konkret dengan lambing bilangan 1-10
Menunjukan reaksi emosi diri secara wajar
Menunjukan reaksi emosi diri secara wajar
Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri dengan cara yang tepat
Memilih satu dari berbagai kegiatan benda yang disediakan
Menunjukan karya dan aktifitas seni dengan menggunakan berbagai media
Menampilkan karya seni sederhana didepan anak atau orang lain

2.    Metode Pembelajaran
Berpikir saintifik adalah kemampuan berpikir dalam memahami masalah, menganalisa, mencari pemecahannya, dan menghasilkan sesuatu yang inovatif dan kreatif.Pendekatan saintifik pada PAUD merupakan proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.

3.        Presentase Lokal, Nasional dan Internasional
Dalam Kurikulum 2013, presentase Nasional lebih banyak ditekankan. Dibuktikan dengan pembahasan Kompetensi Dasar yang bersifat umum