Minggu, 29 November 2015

Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN SENI RUPA ANAK-ANAK
A.    Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pembagian  masa/periodisasi  dimaksudkan  untuk  lebih  mengenal  karya  seni rupa  anak  dalam  hal  melakukan  kegiatan  dan  penilaian.  Pada  umumnya  semua periodisai  yang dikemukakan oleh para  ahli   memiliki kesamaan,  misalnya  dimulai dari dua tahun.
Periodisasi  masa  perkembangan  seni rupa anak menurut  Viktor  Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam:  Creative  and  Mental  Growth adalah
a.       Masa mencoreng (scribbling)                                            : 2-4 tahun
b.      Masa Prabagan (preschematic)                                          : 4-7 tahun  
c.       Masa Bagan (schematic period)                                        : 7-9 tahun  
d.      Masa Realisme Awal  (Dawning Realis)                          : 9-12 tahun  
e.       Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic)                 : 12-14 tahun  
f.       Masa Penentuan (Period of Decision)                              : 14-17 tahun.

Penjelasan periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:

1.      Masa Mencoreng (scribbling)   : 2-4 tahun
Goresan-goresan yang dibuat anak usia  2-3  tahun belum menggambarkan suatu  bentuk objek. Pada awalnya,  coretan  hanya  mengikuti  perkembangan gerak motorik. 
 Biasanya,  tahap  pertama  hanya  mampu  menghasilkan  goresan  terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal  ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik  anak  yang  masih  mengunakan  motorik  kasar.  Kemudian,  pada perekembangan  berikutnya  penggambaran  garis  mulai  beragam  dengan  arah  yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar.
Periode ini  terbagi ke dalam  tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2) corengan terkendali, dan 3) corengan bernama.
Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap  corengan tak beraturan  adalah bentuk  gembar  yang  sembarang,  mencoreng  tanpa  melihat  ke  kertas,  belum  dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
contoh: 
Karya Anak Umur 4 tahun
masa mencorang
(foto: rido amriadi)

Corengan terkendali ditandai dengan  kemampuan anak menemukan kendali visualnya terhadap coretan yang dibuatnya. Hal  ini  tercipta dengan telah adanya  Kerjasama antara koordiani  antara perkembangan  visual  dengan  perkembamngan motorik.  Hal  ini  terbukti  dengan  adanya  pengulangan  coretan  garis  baik  yang  horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
Corengan bernama merupakan tahap  akhir  masa  coreng moreng. Biasanya terjadi menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol goresannya  bahkan telah memberinya  nama,  misalnya: “rumah”, “mobil”,  “kuda”. Hal ini dapat  digunakan  oleh  orang  tua  atau  guru  pada  jenjang pendidikan  usia  dini  (TK)  dalam  membangkitkan  keberanianan  anak  untuk mengemukakan  kata-kata  tertentu  atau  pendapat  tertentu  berdasarkan  hal  yang digambarkannya.

2.       Masa Prabagan (preschematic)  : 4-7 tahun
Kecenderungan umum pada tahap ini,  objek  yang  digambarkan  anak biasanya  berupa  gambar  kepala-berkaki.  Sebuah  lingkaran  yang  menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki.  Ciri-ciri yang  menarik lainnya  pada  tahap  ini  yaitu  telah  menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi  kesan  objek  dari  dunia  sekitarnya. Koordinasi  tangan lebih  berkembang.  Aspek  warna  belum ada  hubungan  tertentu dengan  objek,  orang  bisa  saja  berwarna  biru,  merah, coklat  atau warna lain  yang disenanginya. Penempatan  dan ukuran objek  bersifat  subjektif,  didasarkan  kepada kepentingannya. Ini  dinamakan  dengan  “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.
contoh:
Karya anak usia 6 tahun
masa prabagan
( foto: rido amriadi)

ciri-ciri pra bagan juga, sudah dapat mengendalikan gerak tangan, gambar tidak ada kaitannya dengan obyek yang di lihat, seperti gambar di atas, dominan kuning, padahal anak sering melihat warna langit yang biru.

3.      Masa Bagan (schematic period)   : 7-9 tahun
Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar      masih  tetap  berkesan  datar  dan  berputar  atau  rebah  (tampak  pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian  kiri  rebah  ke  kiri,  bagian  kanan  rebah  ke  kanan).  Pada  perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran  ruang  bersifat  subjektif,  tampak  pada  gambar  “tembus  pandang” (contoh:  digambarkan  orang makan  di ruangan,  seakan-akan  dinding  terbuat  dari kaca). Gejala  ini  disebut  dengan  idioplastis  (gambar  terawang,  tembus  pandang). Misalnya  gambar  sebuah  rumahyang seolah-olah  terbuat dari kaca  bening,  hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.
contoh:
karya anak usia 8 tahun
masa bagan
(foto: rido amriadi)

4.      Masa Realisme Awal  (Dawning Realism)  : 9-12 tahun
Pada  periode  Realisme  Awal,  karya  anak  lebih  menyerupai  kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan  objek  dalam  lingkungan.  Perhatian  kepada  objek  sudah  mulai rinci.  Namun  demikian,  dalam  menggambarkan  objek,  proporsi  (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.  Pemahaman  warna  sudah  mulai disadari. Penguasan konsep  ruang mulai  dikenalnya sehingga  letak  objek  tidak lagi  bertumpu  pada  garis  dasar,  melainkan  pada  bidang  dasar  sehingga  mulai ditemukan  garis  horizon.  Selain  dikenalnya  warna  dan  ruang,  penguasaan  unsur  desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
contoh:
karya anak usia 10 tahun
masa realisme awal
(foto: rido amriadi)

Ada  perbedaan  kesenangan  umum,  misalnya:  anak  laki-laki  lebih  senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.

5.      Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
Pada  masa  naturalisme  semu,  kemampuan  berfikir  abstrak  serta  kesadaran sosialnya  makin  berkembang.  Perhatian  kepada  seni  mulai  kritis,  bahkan  terhadap karyanya  sendiri.  Pengamatan  kepada  objek  lebih  rinci.
contoh: 
Karya anak usia 12 tahun
masa naturalisme
(foto: rido amriadi)

6.      Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Pada  periode  ini  tumbuh  kesadaran  akan  kemampuan  diri.  Perbedaan  tipe individual  makin  tampak.  Anak  yang  berbakat  cenderung  akan  melanjutkan kegiatannya  dengan  rasa  senang,  tetapi  yang  merasa  tidak  berbakat  akan meninggalkan  kegiatan  seni  rupa,  apalagi  tanpa  bimbingan.  Dalam  hal  ini  peranan guru banyak  menentukan,  terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam  kehidupan. Seni bukan  urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang  dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari
contoh:
karya anak usia 16 tahun
masa penentuan
(foto: rido amriadi)


Pustaka:
doc. rido amriadi
mata kulyah Evaluasi Pendidikan
http://helgapanda.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-seni-rupa-anak.html, diakses pada 29 November 2015 pukul 23.40 WITA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar