PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PERKEMBANGAN SENI RUPA
ANAK-ANAK
A.   
Periodisasi Perkembangan Seni Rupa
anak-anak
Pembagian 
masa/periodisasi  dimaksudkan  untuk  lebih  mengenal 
karya  seni rupa  anak  dalam  hal  melakukan 
kegiatan  dan  penilaian.  Pada  umumnya  semua
periodisai  yang dikemukakan oleh para  ahli   memiliki
kesamaan,  misalnya  dimulai dari dua tahun.
Periodisasi 
masa  perkembangan  seni rupa anak menurut  Viktor 
Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam:  Creative  and 
Mental  Growth adalah
a.       Masa
mencoreng (scribbling)                                            :
2-4 tahun
b.      Masa
Prabagan (preschematic)                                          :
4-7 tahun  
c.       Masa
Bagan (schematic period)                                        :
7-9 tahun  
d.      Masa
Realisme Awal  (Dawning Realis)                          :
9-12 tahun  
e.       Masa
Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic)                 :
12-14 tahun  
f.       Masa
Penentuan (Period of Decision)                              :
14-17 tahun.
Penjelasan
periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:
1.      Masa Mencoreng
(scribbling)   : 2-4 tahun
Goresan-goresan yang dibuat
anak usia  2-3  tahun belum menggambarkan suatu  bentuk objek.
Pada awalnya,  coretan  hanya  mengikuti  perkembangan gerak
motorik. 
 Biasanya,  tahap  pertama 
hanya  mampu  menghasilkan  goresan  terbatas, dengan arah
vertikal atau horizontal. Hal  ini tentunya berkaitan dengan kemampuan
motorik  anak  yang  masih  mengunakan  motorik 
kasar.  Kemudian,  pada perekembangan  berikutnya 
penggambaran  garis  mulai  beragam  dengan 
arah  yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat
garis melingkar.
Periode
ini  terbagi ke dalam  tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan,
2) corengan terkendali, dan 3) corengan bernama.
Ciri
gambar yang dihasilkan anak pada tahap  corengan tak beraturan 
adalah bentuk  gembar  yang  sembarang,  mencoreng 
tanpa  melihat  ke  kertas,  belum  dapat membuat
corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
contoh: 
Karya Anak Umur 4 tahun
masa mencorang
(foto: rido amriadi)
Corengan
terkendali ditandai dengan  kemampuan anak menemukan kendali visualnya
terhadap coretan yang dibuatnya. Hal  ini  tercipta dengan telah
adanya  Kerjasama antara koordiani 
antara perkembangan  visual  dengan  perkembamngan
motorik.  Hal  ini  terbukti  dengan  adanya 
pengulangan  coretan  garis  baik  yang  horizontal ,
vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
Corengan
bernama merupakan tahap  akhir  masa  coreng moreng. Biasanya
terjadi menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya anak
mulai mengontrol goresannya  bahkan telah memberinya  nama, 
misalnya: “rumah”, “mobil”,  “kuda”. Hal ini dapat  digunakan 
oleh  orang  tua  atau  guru  pada  jenjang
pendidikan  usia  dini  (TK)  dalam  membangkitkan 
keberanianan  anak  untuk mengemukakan  kata-kata 
tertentu  atau  pendapat  tertentu  berdasarkan 
hal  yang digambarkannya.
2.       Masa
Prabagan (preschematic)  : 4-7 tahun
Kecenderungan
umum pada tahap ini,  objek  yang  digambarkan  anak
biasanya  berupa  gambar  kepala-berkaki.  Sebuah 
lingkaran  yang  menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya
ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki.  Ciri-ciri yang  menarik lainnya 
pada  tahap  ini  yaitu  telah  menggunakan
bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi  kesan  objek 
dari  dunia  sekitarnya. Koordinasi  tangan lebih 
berkembang.  Aspek  warna  belum ada  hubungan  tertentu dengan  objek, 
orang  bisa  saja  berwarna  biru,  merah,
coklat  atau warna lain  yang disenanginya. Penempatan  dan
ukuran objek  bersifat  subjektif,  didasarkan  kepada
kepentingannya. Ini  dinamakan  dengan  “perspektif batin”.
Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.
contoh:
Karya anak usia 6 tahun
masa prabagan
( foto: rido amriadi)
ciri-ciri pra bagan juga, sudah dapat mengendalikan gerak tangan,
gambar tidak ada kaitannya dengan obyek yang di lihat, seperti gambar di atas,
dominan kuning, padahal anak sering melihat warna langit yang biru.
3.      Masa
Bagan (schematic period)   : 7-9 tahun
Konsep
bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk.
Gambar      masih  tetap  berkesan 
datar  dan  berputar  atau  rebah  (tampak  pada
penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan
jalan, bagian  kiri  rebah  ke  kiri,  bagian 
kanan  rebah  ke  kanan).  Pada  perkembangan
selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran 
ruang  bersifat  subjektif,  tampak  pada  gambar 
“tembus  pandang” (contoh:  digambarkan  orang makan  di ruangan, 
seakan-akan  dinding  terbuat  dari kaca). Gejala 
ini  disebut  dengan  idioplastis  (gambar 
terawang,  tembus  pandang). Misalnya  gambar  sebuah 
rumahyang seolah-olah  terbuat dari kaca  bening,  hingga
seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.
contoh:
karya anak usia 8 tahun
masa bagan
(foto: rido amriadi)
4.      Masa
Realisme Awal  (Dawning Realism)  : 9-12 tahun
Pada 
periode  Realisme  Awal,  karya  anak  lebih 
menyerupai  kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun
berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan  objek 
dalam  lingkungan.  Perhatian  kepada  objek 
sudah  mulai rinci.  Namun  demikian,  dalam 
menggambarkan  objek,  proporsi  (perbandingan ukuran) belum
dikuasai sepenuhnya.  Pemahaman  warna  sudah  mulai
disadari. Penguasan konsep  ruang mulai  dikenalnya sehingga 
letak  objek  tidak lagi  bertumpu  pada  garis 
dasar,  melainkan  pada  bidang  dasar  sehingga 
mulai ditemukan  garis  horizon.  Selain  dikenalnya 
warna  dan  ruang,  penguasaan  unsur  desain seperti
keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
contoh:
karya anak usia 10 tahun
masa realisme awal
(foto: rido amriadi)
Ada 
perbedaan  kesenangan  umum,  misalnya:  anak 
laki-laki  lebih  senang kepada menggambarkan kendaraan, anak
perempuan kepada boneka atau bunga.
5.      Masa
Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
Pada 
masa  naturalisme  semu,  kemampuan  berfikir  abstrak 
serta  kesadaran sosialnya  makin  berkembang. 
Perhatian  kepada  seni  mulai  kritis,  bahkan
 terhadap karyanya  sendiri.  Pengamatan  kepada 
objek  lebih  rinci.
contoh: 
Karya anak usia 12 tahun
masa naturalisme
(foto: rido amriadi)
6.      Masa
Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Pada 
periode  ini  tumbuh  kesadaran  akan  kemampuan 
diri.  Perbedaan  tipe individual  makin  tampak. 
Anak  yang  berbakat  cenderung  akan  melanjutkan
kegiatannya  dengan  rasa  senang,  tetapi  yang 
merasa  tidak  berbakat  akan meninggalkan  kegiatan 
seni  rupa,  apalagi  tanpa  bimbingan.  Dalam 
hal  ini  peranan guru banyak  menentukan,  terutama dalam
meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus
dalam  kehidupan. Seni bukan  urusan seniman saja, tetapi urusan
semua orang  dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam
kehidupannya sehari-hari
contoh:
karya anak usia 16 tahun
masa penentuan
(foto: rido amriadi)
Pustaka:
doc. rido amriadi
mata kulyah Evaluasi Pendidikan
http://helgapanda.blogspot.co.id/2012/11/perkembangan-seni-rupa-anak.html, diakses pada 29 November 2015 pukul 23.40 WITA






 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar